Minggu, 16 Februari 2014

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN



PROGRAM PROMOSI KESEHATAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU BERKAITAN DENGAN
KELUHAN DERMATITIS


Abstrack

Dermatitis kontak akibat kerja yang merupakan salah satu penyakit kelainan kulit sering timbul pada industri seperti industri pada pabrik tahu yang dapat  menurunkan produktifitas pekerja. Dari hasil pengamatan di pabrik tahu di Desa Kepenuhan Makmur ditemukan 9 (sembilan) orang pekerja yang mengalami dermatitis kontak. Data dari Puskesmas Kepenuhan diperoleh kasus dermatitis kontak sebanyak 93,42 % dan  jumlah seluruh jenis penyakit kulit yang ada


A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Program
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul (Depkes, 2009).
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi perbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Perbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. (Depkes RI, 2009)
Pabrik tahu merupakan industri makanan yang tak bisa di pandang sebelah mata karena kebutuhan masyarakat akan tahu tiap hari makin meningkat dan banyak macam olahan tahu yang di jual pasaran sebagai makanan kudapan atau campuran bahan makanan. Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang populer. Selain rasanya enak, harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari kacang kedelai. Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil studi menunjukkan bahwa tahu kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat komplementasi proteinnya, ideal untuk makanan diet, rendah kandungan lemak jenuh dan bebas kholesterol, kaya mineral dan vitamin (Koswara, 2006).
Tahu adalah makanan yang di buat dari kacang kedelai yang di fermentasikan dan di ambil sarinya. Sering kita mendengar istilah fermentasi. Fermentasi adalah terjadi karena adanya aktifitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Dengan adanya fermentasi ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut.
Dalam proses permentasi adalah kebalikan dari proses misalnya pemanasan, pendingginan, penggeringan, iradiasi dan lain-lain yang ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba, sedangkan fermentasi adalah memeperbanyak jumlah mikroba dan meningkatkan metabolisme dalam makanan.Pada awal mulanya fermentasi dikenal sebagai pemecah gula menjadi alkohol dan CO2, tetapi banyak proses disebut fermentasi tidak selalu menggunakan substart gula dan menghasilkan alkohol serta CO2, yaitu fermentasi yang menggunakan substratnya berupa karbohidrat yang menjadi asam, contohnya yaitu pada pembuatan tahu, oncom, tempe, dan kecap yang menggunakan substrat berupa karbohidrat.(Koswara, 2006). Hal ini dapat menimbulkan gangguan / cedera yang terjadi pada kulit yang disebut dermatitis pada pekerja.
Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yang optimal sebagai modal yang azasi untuk dapat menjalankan aktivitas yang produktif. Pekerja baik di sektor swasta maupun pemerintah, perusahaan formal maupun informal, selain proporsinya lebih dari 70 % dari seluruh populasi, pada hakekatnya merupakan jantungnya organisasi dan motornya produktivitas (Depkes RI, 2005).
Pelayanan kesehatan kerja tidak cukup hanya melindungi kesehatan pekerja dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh pemajanan dengan hazard kesehatan yang berasal dari lingkungan kerja dan pekerjaan. Akan tetapi kesehatan kerja masa kini harus memprioritaskan program promosi kesehatan pekerja di tempat kerja yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kerja yang melaksanakan upaya perbaikan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial pekerja serta dalam rangka pencegahan penyakit yang jelas tinggi prevalensinya diantara pekerja, selain mendukung sumber daya manusia dalam mencapai kinerja, jenjang karir dan produktivitas organisasi atau tempat kerja yang setinggi-tingginya (Depkes, 2005).

2.      Tujuan Program
Adapun tujuan dari program promosi kesehatan berkaitan dengan masalah Dermatitis di industri tahu adalah membangun budaya kerja yang selamat, aman, nyaman dan sehat sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan pekerja

3.      Manfaat Pelaksanaan Program
a.       Mendorong pihak manajemen untuk lebih memperhatikan kondisi pekerja terutama berhubungan dengan sistem kerja dan disain alat.
b.      Menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran pekerja tentang risiko bahaya dalam bekerja.
c.       Mengurangi cidera Dermatitis yang terjadi pada saat aktivitas kerja
d.      Mengurangi biaya akibat cedera / sakit

4.      Sasaran Program
a.       Seluruh pekerja
b.      Pihak manajemen perusahaan

5.      Target Pencapaian Program
Pada akhir program, target yang akan dicapai adalah :
a.       Adanya komitmen berupa kebijakan tertulis dari pihak manajemen berkaitan dengan masalah Penyakit Akibat Kerja di tempat kerja berupa SK (surat keputusan).
b.      45 % perbaikan fasilitas kerja yang selamat dan sehat, serta perbaikan sistem kerja dituangkan dalam bentuk SOP.
c.       80 % pekerja memahami dan menyadari pentingnya pengetahuan tentang bahaya ditempat kerja.
d.      55 % pekerja menimilasir cara dan faktor yang menyebabkan dermatitis di tempat kerja (sesuai SOP)
e.       Jumlah karyawan yang mempunyai keluhan Dermatitis menurun 65%
f.       Jumlah karyawan yang sakit/dirawat akibat cidera Dermatitis menurun 15%
g.      Biaya pengobatan akibat sakit/cidera Dermatitis menurun 20 %

6.      Metode Evaluasi
a.       Dikeluarkannya SK tentang bekerja ergonomik
b.      Persentase dukungan dari pihak manajemen
c.       Checklist inventaris alat dan adanya SOP
d.      Kuesioner Pre test dan post test dalam kegiatan penyuluhan
e.       Kuesioner/checklist Sumber bahaya di tempat kerja (sesuai SOP)
f.       Kuesioner/checklist berhubungan dengan keluhan Dermatitis.
g.      Kuesioner/checklist berhubungan dengan kenyamanan dalam bekerja.
h.      Menelusuri klaim biaya kesehatan


B.     ANALISIS KEBUTUHAN
Untuk mengatasi berbagai persoalaan kondisi kerja seperti  potensi timbulnya  penyakit akibat kerja, operasi pekerjaan, jam kerja, psikososial, organisasi kerja dan hubungannya antara manusia (pekerja), mesin/alat, pekerjaan dan lingkungan kerjanya maka diperlukan pendekatan Behaviour Be Safety. Kondisi lingkungan yang aman, selamat dan sehat dapat meningkatkan produktivitas dan keselamatan kerja serta mendorong peningkatan daya saing, mengurangi biaya kompensasi untuk pekerja, memberikan daya tahan yang tinggi pada pekerja dan beberapa keuntugan lainnya (Fitrihana, 2008).
Analisis dibutuhkan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuaan dan perilaku pekerja, yakni hubungan antara apa yang mereka ketahui/yakini, rasakan dan tindakan yang mereka lakukan dalam menghadapi faktor risiko kesehatannya, sehingga dapat disusun kebutuhan intervensi untuk tindakan perbaikan (Depkes RI, 2007).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam program promosi kesehatan berkaitan dengan cidera dermatitis adalah melakukan Health Risk Assesment (HRA), membicarakan hasil HRS dengan pekerja dan mendiskusikan dengan pekerja tentang pentingnya program promosi kesehatan ini untuk mengurangi cidera Dermatitis di tempat kerja.
Selain itu, perlu dilakukan pendekatan dengan pihak manajemen untuk mengeluarkan kebijakan terutama berkaitan dengan biaya pelaksanaan program dan fasilitas penunjang lainnya.
Jenifer Gunning (2001) banyak cara yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja di industri rumah tangga tahu yang meliputi:
1.      Komunikasi
2.      Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan
3.      Pendidikan dan pelatihan bagi pekerja dan manajemen tentang strategi pencegahan dan peningkatan lingkungan kerja yang aman, selamat dan sehat.


C.    PERENCANAAN
Kegiatan
Target perubahan yang ingin dicapai
Proses menuju target perubahan
Cara penilaian keberhasilan
Penanggung
jawab
Waktu
Dana
1.      Melakukan advokasi untuk mendapatkan dukungan dari manajemen



2.      Perbaikan fasilitas kerja yang aman, selamat dan sehat dan sistem kerja dituangkan dalam bentuk SOP


3.      Pelatihan/Training tentang faktor, penyebab dan dampak dermatosis.



4.      Pemasangan Poster





5.      Pemantauan perilaku pekerja di tempat kerja




6.      Pemantauan keluhan pekerja




7.      Pemantauan karyawan yang sakit/dirawat akibat cidera Muskeloskeletal



8.      Pemantauan biaya pengobatan akibat sakit/cidera keluhanMuskeloskeletal
1.    Adanya komitmen/kebijakan berupa SK dan presentasi dihadiri 50 % pihak manajemen


2.     45 % adanya perbaikan fasilitas kerja dan adanya SOP





3.    80 % pekerja memahami dan menyadari pentingnya akan dermatitis.



4.    100% poster terpasang di tempat-tempat yang sudah ditentukan


5.    55 % pekerja mempraktekkan cara bekerja ergonomis di tempat kerja (sesuai SOP)

6.    65 % terjadi penurunan keluhan Muskeloskeletal pada pekerja


7.    Karyawan yang sakit/dirawat akibat cidera Muskeloskeletal menurun 15%


8.    Biaya pengobatan akibat sakit/cidera Muskeloskeletal menurun 20 %

1.    Melakukan presentasi dan diskusi di hadapan manajemen tentang pentingnya program


2.    Melakukan presentasi untuk meyakinkan manajemen tentang perlunya fasilitas dan pembuatan SOP



3.     Melakukan pelatihan 3 kali setahun.





4.    Menyiapkan poster semenarik mungkin




5.     Survei dan observasi terhadap pekerja




6.    Survei dan observasi





7.    Menelusuri data absensi dan Data MCU




8.    Menelusuri klaim biaya kesehatan

1.   Keluarnya SK tentang Behaviour Be Safety di tempat kerja dan persentase manajemen yang hadir



2.   Checklist inventaris alat dan adanya SOP






3.   Hasil Pre test dan post test






4.   Checklist





5.   Kuesioner/checklist cara bekerja ergonomis di tempat kerja (sesuai SOP) dan observasi


6.   Kuesioner/checklist berhubungan dengan keluhan ergonomis



7.   Telaah data absensi dan Data MCU dan membandingkan dengan tahun sebelumnya



8.   Membandingkan jumlah pengeluaran biaya kesehatan karyawan dengan tahun sebelumnya
Tim






Tim







Tim






Tim





Tim





Tim





Tim






Tim






Maret-april
(1 bulan)





Mei 2013, Juni 2013 & Desember 2013




Juli 2013, Oktober 2013 & Desember 2013


Slama 3 blan pertama





Juli 2013, Oktober 2013 & Desember 2013


Juli 2013, Oktober 2013 & Desember 2013


Juli 2013, Oktober 2013 & Desember 2013



Juli 2013, Oktober 2013 & Desember 2013

Konsumsi 23orang
Rp. 460.000
Persiapan materi
Rp. 290.000

Pembelian alat :
Rp. 25.000.000





Honor pelatih :
3xRp.1.300.000,-
= Rp.3.900.000



Pembelian bahan/alat poster
Rp. 1.570.000


Biaya pembuatan kuesioner
Rp.500.000


Biaya pembuatan kuesioner
Rp.500.000


-





-

9.       
Total  biaya
Rp.





D.    KOMUNIKASI
Untuk menyebarluaskan program ini, komunikasi dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1.      Melakukan komunikasi ke pihak manajemen
      Dilakukan dengan cara advokasi, berusaha meyakini pihak manajemen agar pihak dukungan dalam pelaksanaan program ini. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan presentasi, diskusi dan pendekatan yang intensif tentang manfaat/keuntungan yang diperoleh jika dilaksanakannya program ini berdasarkan data dan fakta yang logis.
2.      Melakukan komunikasi ke serikat pekerja (P2K3)
      Pendekatan yang dilakukan adalah sosialisasi dan diskusi untuk mendapatkan dukungan penuh dari serikat pekerja sebagai wadah perkumpulan pekerja di tempat kerja. Diharapkan nantinya sosialisasi ke pekerja dapat lebih mudah dilakukan.
3.      Melakukan komunikasi ke pekerja
      Dilakukan dengan cara sosialisasi menggunakan beberapa bentuk aktivitas yaitu dengan diskusi, melalui pengumuman, leaflet, pamflet, pelatihan yang tujuannya agar program ini dikenal oleh pekerja dan pekerja juga merasa terlibat dalam pelaksanaan program ini.


E.     PERSIAPAN
Adapun langkah-langkah persiapan yang dapat dilakukan antara lain :
1.      Membentuk tim dalam pelaksanaan program ini yang nantinya disyahkan secara resmi oleh manajer/direktur.
2.      Mengumpulkan data awal yang dapat menggambarkan kondisi saat ini berkaitan dengan keluhan dermatitis pada pekerja. Data ini yang nantinya akan diperlihatkan ke pihak manajemen.
3.      Menyusun instrumen, format checklist atau kuesioner yang akan dipakai baik dalam pengumpulan data dasar, mengevaluasi keberhasilan dalam pelatihan, daftar inventaris alat, keluhan pekerja, dan lain sebagainya.
4.      Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan pada saat memberikan pelatihan, membuat poster, pelaksanaan latihan kerja aman, selamat dan sehat, termasuk persiapan untuk para pelatih.
5.      Menyiapkan tempat pelaksanaan pelatihan dan presentasi.


F.     PELAKSANAAN
1.      Melakukan advokasi untuk mendapatkan dukungan dari manajemen
Melakukan presentasi dan diskusi di hadapan manajemen tentang pentingnya program. Presentasi dan diskusi ini dilakukan sebelum program dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan penuh dari manejemen. Dilaksakanan setengah hari (dari pukul 09.00 sampai pukul 11.30) dengan waktu dan tempat yang sudah ditetapkan sesuai kesepakatan dengan pihak manajemen. Diharapkan manajemen mendukung penuh program dengan dikeluarkannya SK.
2.      Perbaikan fasilitas kerja yang aman, selamat dan sehat dan sistem kerja dituangkan dalam bentuk SOP
Melakukan presentasi untuk meyakinkan manajemen tentang perlunya fasilitas yang aman, selamat dan sehat dan pembuatan SOP. Tim dalam program ini akan memberikan masukan dan saran tentang fasilitas/alat yang aman, selamat dan sehat untuk menggantikan alat yang ada saat ini. Selanjutnya dibentuk tim khusus membahas SOP yang disetujui oleh manajemen.
3.      Pelatihan/Training tentang kerja yang aman,selamat dan sehat.
Pelatihan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan pekerja tentang pentingnya bekerja secara aman, selamat dan sehat untuk mengurangi risiko cidera atau keluhan dermatitis. Pelatihan ini rencananya akan dilaksanakan 3 kali dalam setahun.
4.      Pemasangan Poster
Poster dibuat semenarik mungkin, berisikan informasi tentang cara bekerja yang aman, selamat dn sehat, cara menghindari cidera, dan informasi mengenai Dermatitis. Pemasangan poster dilakukan di papan pengumuman yang ada di lingkungan perusahaan, dikantin dan tempat berkumpulnya pekerja.
5.      Pemantauan perilaku pekerja di tempat kerja
Dilakukan dengan cara Survei dan observasi terhadap pekerja setiap 3 bulan sekali yaitu pada bulan juli 2013, Oktober 2013 dan Desember 2013 menggunakan kuesioner/checklis yang ada.

6.      Pemantauan keluhan Muskeloskeletal pekerja
            Dilakukan dengan cara Survei dan observasi terhadap pekerja setiap 3 bulan sekali yaitu pada bulan juli 2013, Oktober 2013 dan Desember 2013 menggunakan kuesioner/checklis yang ada.

7.      Pemantauan karyawan yang sakit/dirawat akibat cidera Muskeloskeletal
Menelusuri data absensi dan Data MCU, dilakukan setiap 3 bulan sekali yaitu pada bulan juli 2013, Oktober 2013 dan Desember 2013.

8.      Pemantauan biaya pengobatan akibat sakit/cidera Muskeloskeletal
Menelusuri klaim biaya kesehatan, dilakukan setiap 3 bulan sekali yaitu pada bulan juli 2013, Oktober 2013 dan Desember 2013.














G.    EVALUASI

Kegiatan
Target perubahan yang ingin dicapai
3 bulan pertama
3 bulan kedua
3 bulan terakhir
Keterangan
1.  Melakukan advokasi untuk mendapatkan dukungan dari manajemen


2.  Perbaikan fasilitas kerja yang ergonomis dan sistem kerja dituangkan dalam bentuk SOP


3.  Pelatihan/Training tentang Dermatitis





4.  Pemasangan Poster




5.  Pemantauan perilaku pekerja di tempat kerja






6.  Pemantauan keluhan pekerja




7.  Pemantauan karyawan yang sakit / dirawat akibat cidera Dermatitis






8.  Pemantauan biaya pengobatan akibat sakit / cidera keluhan Dermatitis
1.    Adanya komitmen/kebijakan berupa SK dan presentasi dihadiri 50 % pihak manajemen

2.    45 % adanya perbaikan fasilitas kerja dan adanya SOP



3.    80 % pekerja memahami dan menyadari pentingnya bekerja secara aman, selamat dan selamat.



4.    100% poster terpasang di tempat-tempat yang sudah ditentukan


5.    55 % pekerja mempraktekkan cara bekerja aman, selamat dan sehat di tempat kerja (sesuai SOP)



6.    65 % terjadi penurunan keluhan Dermatitis pada pekerja



7.    Karyawan yang sakit/dirawat akibat cidera Dermatitis menurun 15%






8.    Biaya pengobatan akibat sakit / cidera Dermatitis  menurun 20 %
Dikeluarkannya SK oleh manajer dan 50 % pihak manajemen hadir dalam presentasi


10 % adanya perbaikan fasilitas kerja dan adanya SOP



35 % pekerja memahami dan menyadari pentingnya bekerja secara aman, selamat dan sehat


80% poster terpasang di tempat-tempat yang sudah ditentukan


25 % pekerja mempraktekkan cara bekerja aman, selamat dan sehat di tempat kerja (sesuai SOP)



25 % terjadi penurunan keluhan Dermatitis pada pekerja



Karyawan yang sakit/ dirawat akibat cidera Dermatitis menurun 50%





Biaya pengobatan akibat sakit/cidera Dermatitis menurun 50 %


-





25 % adanya perbaikan fasilitas kerja




55 % pekerja memahami dan menyadari pentingnya bekerja secara aman, selamat dan sehat


100% poster terpasang di tempat-tempat yang sudah ditentukan


40 % pekerja mempraktekkan cara bekerja aman, selamat dan sehat di tempat kerja (sesuai SOP)



45 % terjadi penurunan keluhan Dermatitis pada pekerja



Karyawan yang sakit/dirawat akibat cidera Dermatitis menurun 15%





Biaya pengobatan akibat sakit/cidera Dermatitis menurun 20 %

-





45 % adanya perbaikan fasilitas kerja



80 % pekerja memahami dan menyadari pentingnya bekerja secara aman, selamat dan sehat

-




55 % pekerja mempraktekkan cara bekerja aman, selamat dan sehat di tempat kerja (sesuai SOP)


65 % terjadi penurunan keluhan Dermatitis pada pekerja


Karyawan yang sakit/dirawat akibat cidera Dermatitis menurun 15 %





Biaya pengobatan akibat sakit/cidera Dermatitis menurun 20 %




H.  KONTINUITAS
Untuk kontinuitas program ini, setiap tahun diakhr program akan dipilih 5 orang pekerja yang terbaik dengan kriteria tidak pernah absen dalam senam ergonomi, tidak mengalami sakit cidera muskeloskeletal dan disiplin dalam melaksanakan program ini. Bagi karyawan yang terpilih akan diberikan penghargaan dan insentif sebesar Rp. 1.400.000,-
Sedangkan bagi pekerja yang belum sepenuhnya melaksanakan program ini, akan diberikan pembinaan secara intensif untuk menumbuhkan kesadarannya akan pentingnya program ini dan terhindar dari cidera muskeloskeletal.


H.    REFERENSI

1 komentar: