Pekan Kondom Nasional,
Setuju gak?
Jakarta, 6 Nopember 2007 – Untuk
pertama kalinya, sebuah kampanye berskala nasional bertajuk Pekan Kondom
Nasional (PKN) 2007 diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan
kondom sebagai salah satu cara untuk mengatasi Infeksi Menular Seksual (IMS),
khususnya HIV.
Pemerintah Indonesia melalui
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) bersama dengan DKT Indonesia, sebuah yayasan nirlaba yang bergerak
di pemasaran sosial untuk pencegahan HIV & AIDS dan penyelenggaraan KB,
didukung oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan serta Badan-badan PBB, menggalang
kegiatan ini bersamaan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia. PKN 2007 akan
diselenggarakan pada 1-8 Desember 2007. Tahun ini, BKKBN ditunjuk sebagai
koordinator pelaksanaan peringatan Hari AIDS Sedunia.
Data terbaru Departemen
Kesehatan mengungkapkan bahwa secara kumulatif, sejak tahun 1987 dilaporkan
5,904 orang terinfeksi HIV, yang belum menunjukkan gejala (stadium HIV).
Sedangkan jumlah pasien AIDS yang dilaporkan adalah 10,384, diantaranya 2,287
orang telah meninggal dunia. Fakta ini amat memprihatinkan, namun jumlah
penularan yang belum didata jauh lebih besar – menurut estimasi, dalam tahun
2006 sejumlah 176,000–247,000 orang telah tertular virus HIV, sebagian sudah
menikah atau merencanakan akan menikah.
Menurut Dr Nafsiah Mboi,
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional, ”HIV dan AIDS sudah masuk
ke dalam keluarga-keluarga kita di Indonesia, ibu-ibu rumah tangga bahkan
bayi-bayi sudah mulai banyak yang tertular. Kita berkewajiban untuk berupaya
menghentikan penularan, dengan memberikan informasi yang benar dan lengkap,
juga dengan menganjurkan pemakaian kondom pada seks berisiko, termasuk diantara
suami isteri terutama bila salah satunya telah terinfeksi virus HIV. ”
“Di negara-negara Timur Tengah
seperti Iran dimana mayoritas rakyatnya beragama Islam, kondom sudah dapat
diterima dengan sangat baik di masyarakat sehingga sangat membantu program
pencegahan penularan HIV,” papar DR dr. Tarmizi Taher selaku Ketua Umum Dewan
Mesjid Indonesia, Mantan Menteri Agama RI.
Dr. Nafsiah Mboi Sp. A. MPH
menambahkan bahwa negara-negara lain telah memberikan contoh yang baik tentang
betapa pentingnya kondom dalam program penanggulangan HIV dan AIDS. Program
penanggulangan HIV melalui penyediaan kondom dan pengobatan IMS di Thailand
dimulai pada tahun 1989 dan berhasil menurunkan tingkat penularan HIV di negara
tersebut sebesar 83%. Ini bisa terjadi karena risiko penularan HIV dengan
penggunaan kondom berkurang sampai 10,000 kali lipat (Carey et al., 1992;
Cavalieri d’Oro et al., 1994; Weller, 1993).
Program penggunaan kondom di masyarakat mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. ”Kondom berfungsi ganda (dual protection). Selain efektif sebagai alat kontrasepsi, kondom juga efektif mencegah penularan IMS termasuk HIV. Dalam program Keluarga Berencana, penggunaan kondom di Indonesia masih rendah dibanding alat kontrasepsi lain, oleh karena itu pemakaiannya perlu terus menerus dipromosikan dan ditingkatkan,” jelas Dr. Sugiri MPH, Kepala BKKBN.
Program penggunaan kondom di masyarakat mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. ”Kondom berfungsi ganda (dual protection). Selain efektif sebagai alat kontrasepsi, kondom juga efektif mencegah penularan IMS termasuk HIV. Dalam program Keluarga Berencana, penggunaan kondom di Indonesia masih rendah dibanding alat kontrasepsi lain, oleh karena itu pemakaiannya perlu terus menerus dipromosikan dan ditingkatkan,” jelas Dr. Sugiri MPH, Kepala BKKBN.
“Rendahnya kesadaran akan
pentingnya penggunaan kondom bagi kesehatan pribadi, kesehatan keluarga bahkan
kesehatan masyarakat, juga merupakan kendala dalam mengatasi IMS dan kehamilan
yang tidak terencana. Angka aborsi ilegal di Indonesia sudah mencapai 3 juta
per tahun” tambahnya.
Dukungan tidak hanya datang dari
lembaga nasional, tetapi juga dari lembaga internasional. ”Pekan Kondom
Nasional diharapkan akan semakin mempopulerkan kondom sebagai alat kontrasepsi
dan pencegah penularan IMS yang efektif, apalagi bila dilaksanakan dalam suatu
program penanggulangan HIV dan AIDS yang komprehensif seperti di Indonesia”
ungkap Nancy Fee, Country Coordinator UNAIDS.
Selama sepekan, agenda PKN 2007
akan terdiri dari serangkaian kegiatan yang mencakup pembagian kondom gratis
dilengkapi dengan materi edukasi, pelatihan, demonstrasi cara pemakaian kondom,
konser musik, talkshow, dan apresiasi terhadap sejumlah tokoh yang menunjukkan
kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap permasalahan HIV/AIDS di
Indonesia. DKT Indonesia merupakan lembaga yang ditunjuk sebagai koordinator
penyelenggaraan PKN 2007.
”Saat ini, peredaran kondom di
Indonesia hanya sekitar 100 juta dalam setahun. Tingkat penggunaan kondom yang
rendah disebabkan oleh lingkungan sosial yang masih belum sepenuhnya mendukung
penggunaan kondom. Kenyataan ini membuat stigma terhadap kondom tidak kunjung
hilang. Pekan Kondom Nasional ini diharapkan akan meningkatkan lingkungan yang
kondusif bagi penggunaan kondom,” ungkap Christopher Purdy, Country Director
DKT Indonesia.
Khalayak yang menjadi sasaran
kegiatan ini adalah pasangan usia subur, kelompok-kelompok yang diperkirakan
memiliki resiko tinggi, dan masyarakat luas. Untuk mencapai berbagai target
sasaran tersebut, tempat pelaksanaan kegiatan PKN 2007 sangat beragam, mulai
dari tempat-tempat umum sampai ke wilayah red light district.
”PKN 2007 ini merupakan
kesempatan berharga bagi seluruh organisasi dari unsur pemerintah, swasta,
maupun nirlaba untuk secara independen maupun kolektif mengadakan kegiatan
untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan kondom di Indonesia,”
ungkap Pierre Frederick, Brand Manager Sutra & Fiesta Condoms.
BKKBN, KPAN dan DKT Indonesia
mengajak dan membuka kesempatan kepada semua KPA dan BKKBN di semua tingkat,
lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah, bahkan siapa saja yang peduli
terhadap penanggulangan IMS, HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak direncanakan
untuk bekerja sama dan melibatkan diri di dalam PKN 2007.
***
Tentang Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) : Sebuah lembaga yang berfungsi sebagai tempat pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Juga memfasilitasi pembinaan kegiatan pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat. BKKBN berlandaskan hukum Keputusan Presiden nomor 110 tahun 2001.
Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) : Sebuah lembaga yang mempunyai kewenangan untuk memimpin, mengelola dan melakukan koordinasi seluruh upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. KPAN berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Didirikan sejak tahun 1994; landasan hukumnya kemudian diperbaharui dengan Peraturan Presiden No 75 tahun 2006. Selain di tingkat nasional, KPA juga berada di tingkat provinsi (Ketua Gubernur) dan di tingkat kabupaten dan kota (Ketua Bupati/Walikota)
Tentang DKT Indonesia : Yayasan DKT Indonesia merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pemasaran sosial untuk pencegahan HIV/AIDS dan penyelenggaraan Keluarga Berencana. DKT didanai oleh pemerintah Jerman melalui KFW. Misi utama dari Yayasan DKT Indonesia adalah peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat dan kelompok resiko tinggi dengan cara mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak direncanakan. Dalam kegiatannya, DKT Indonesia bekerjasama dengan Menteri Kesehatan dan berbagai LSM guna mempromosikan perubahan perilaku, melalui pemberian informasi dan peningkatan ketersediaan serta penggunaan kondom dengan harga terjangkau bagi masyarakat umum dan kelompok resiko tinggi. Beberapa produk DKT Indonesia yang telah dikenal luas oleh masyarakat adalah kondom Fiesta, Sutra dan alat kontrasepsi Andalan.
***
Tentang Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) : Sebuah lembaga yang berfungsi sebagai tempat pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Juga memfasilitasi pembinaan kegiatan pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat. BKKBN berlandaskan hukum Keputusan Presiden nomor 110 tahun 2001.
Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) : Sebuah lembaga yang mempunyai kewenangan untuk memimpin, mengelola dan melakukan koordinasi seluruh upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. KPAN berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Didirikan sejak tahun 1994; landasan hukumnya kemudian diperbaharui dengan Peraturan Presiden No 75 tahun 2006. Selain di tingkat nasional, KPA juga berada di tingkat provinsi (Ketua Gubernur) dan di tingkat kabupaten dan kota (Ketua Bupati/Walikota)
Tentang DKT Indonesia : Yayasan DKT Indonesia merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pemasaran sosial untuk pencegahan HIV/AIDS dan penyelenggaraan Keluarga Berencana. DKT didanai oleh pemerintah Jerman melalui KFW. Misi utama dari Yayasan DKT Indonesia adalah peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat dan kelompok resiko tinggi dengan cara mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak direncanakan. Dalam kegiatannya, DKT Indonesia bekerjasama dengan Menteri Kesehatan dan berbagai LSM guna mempromosikan perubahan perilaku, melalui pemberian informasi dan peningkatan ketersediaan serta penggunaan kondom dengan harga terjangkau bagi masyarakat umum dan kelompok resiko tinggi. Beberapa produk DKT Indonesia yang telah dikenal luas oleh masyarakat adalah kondom Fiesta, Sutra dan alat kontrasepsi Andalan.
Dikutip dari
http://www.aidsindonesia.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1148&Itemid=2