BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Psikologi
Kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap
bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka
menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh
sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan
mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga
mengatasi kesakitan yang dideritanya.
Psikologi
kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai
pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
Psikologi kesehatan mempelajari seleruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang
rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup
sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu
kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya, maupun
kesehatan mental remaja.
Bila dilihat
dari sudut terminology maka kata psikologi terdiri dari dua macam kata yakni psyche
berarti jiwa dan logos yang kemudian menjadi logi berarti
ilmu. Maka kata psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa, tidak terbatas
pada jiwa manusia saja akan tetapi termasuk juga jiwa binatang dan sebagainya.
Dalam
setiap kehidupan kita mungkin sudah mengenal apa yang namanya gaya hidup, dia
adalah sesuatu yang selalu ada dan dipraktekan oleh manusia disekelilingnya.
Gaya hidup juga sudah menjadi panutan bagi orang-orang yang mengenalnya, karena
dengan seperti itu akan nampak cara hidup yang mereka inginkan, sesuai
kebutuhan mereka tanpa harus memikirkan orang lain, asiknya gaya hidup juga
bisa dirasakan oleh beberapa kaum remaja yang masih melihat trend-trend gaya
hidup sekarang ataupun masa depan, yang lebih dikenal dengan gaya hidup modern.
Gaya
hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan
seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau
juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya
hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin
berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau
negatif bagi yang menjalankannya. Yah, tergantung pada bagaimana orang tersebut
ngejalaninnya.
Psikologi Kesehatan tentang Gaya hidup
dan penyakit adalah Cara di mana kita menjalani hidup kita dapat memiliki efek
mendalam pada kesehatan kita. Kebiasaan pribadi dan pilihan gaya hidup yang
dikenal sebagai patogen perilaku, karena mereka mempengaruhi onset dan
perkembangan penyakit. Kita bisa melihat ini jika kita melihat bagaimana
pola-pola perubahan penyakit sebagai gaya hidup dalam perubahan masyarakat.
Segala hal yang kita lakukan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan penyakit yang dapat kita derita. Semua
penyebab utama kematian seperti kanker (faktor pencetus), penyakit jantung,
stroke, penyakit paru-paru dan cedera atau penyakit lainnya dapat kita cegah
dengan berbagai hal yang dapat kita lakukan. Beberapa pola dan gaya hidup
sangat berkaitan dengan kondisi kesehatan dan penyakit yang kemungkinan dapat
anda alami.
1.2. Tujuan
A. Tujuan umum.
Diketahuinya gaya hidup
manusia dan aspek –aspek lainnya
B. Tujuan Khusus
Adapan tujuan khusus dari penyusunan makalh ini adalah :
1. Di ketahuinya defenisi gaya hidup
manusia.
2. Di ketahuinya bentuk-bentuk
gaya hidup manusia.
3. Di ketahuinya faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya hidup manusia.
4. Di ketahuinya Hubungan Antara Pikiran, Perilaku Dan Penyakit.
5. Di ketahuinya Hubungan Antara Pikiran, Perilaku Dan sehat.
6. Di ketahuinya Gaya Hidup manusia yang Memperpendek Umur.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Gaya Hidup
Manusia.
Pengertian
"gaya hidup" menurut KBBI adalah: pola tingkah laku sehari-hari
segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang
mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum,
dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial.
Gaya hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang
memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu
masyarakat tertentu.
Gaya
hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara
kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri sendiri dan
lingkungannya. Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan kombinasi dan
totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya,
dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan
tertentu.
Kita
bisa menilai seseorang dengan cara melihat gaya hidup orang tersebut. Itulah
mengapa tenaga kesehatan menjadikan gaya hidup sebagai landasan
dalam melihat perkembangan berbagai penyakit yang terjadi pada era globalisasi
dan kemajuan ilmu dan teknologi.
Karena memang melalui gaya hidup lah seseorang bisa dengan tanpa sadar
memperlihatkan kepada khalayak siapa diri mereka sebenarnya.
Kotler (2002) gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Assael (1984), gaya hidup adalah “A mode of living that
is identified by how people spend their time (activities), whatthey consider
important in their environment (interest), and what they think of themselves
and the world around them (opinions)”.
Minor
dan Mowen (2002), memberikan pengertian gaya hidup yang menunjukkan bagaimana
orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan
waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola
hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam
kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan
keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam
kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana
mengalokasikan waktu.
Gaya
hidup diartikan dalam WHO 1998 yaitu life style is a way of living based on
identifiable patterns of behaviour which are determined by the interplay
between an individual’s personal characteristics, social interactions, and
socioeconomicand environmental living condition. Pola-pola perilaku
(behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau lingkungan sosial
yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap (fixed). Gaya
hidup individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi
dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain.
Dalam
“kesehatan” gaya hidup seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan
individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada si individu
saja, tetapi juga merubah lingkungan sosial dan kondisi kehidupan yang
mempengaruhi pola perilakunya. Harus disadari bahwa tidak ada aturan ketentuan
baku tentang gaya hidup yang “sama dan cocok” yang berlaku untuk semua orang.
Budaya, pendapatan, struktur keluarga, umur, kemampuan fisik, lingkungan rumah
dan lingkungan tempat kerja, menciptakan berbagai “gaya” dan kondisi kehidupan
lebih menarik, dapat diterapkan dan diterima (Ari, 2010).
Menurut Lisnawati
(2001) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah
pada upaya memelihara kondisi fisikfisik, mental dan social berada dalam
keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian
berat badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara
teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami. Sejalan dengan
pendapat Lisnawati,
Notoatmojo (2005) menyebutkan bahwa
perilaku sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik
dengan menghindari kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan
yang menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit (Hardinger dan
Shryock, 2001).
Gaya
hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan
seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau
juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya
hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin
berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi
yang menjalankannya, tergantung pada bagaimana orang tersebut menjalaninya.
Gaya
hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya
hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan
uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang
senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan
kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang
berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi
perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang
.
Jadi pada kesimpulannya, gaya hidup
adalah suatu pola atau cara individu mengekspresikan atau mengaktualisasikan,
cita-cita, kebiasaan / hobby, opini, dsb dengan lingkungannya melalui cara yang
unik, yang menyimbolkan status dan peranan individu bagi linkungannya. Gaya
hidup dapat dijadikan jendela dari kepribadian masing-masing invidu.Setiap
individu berhak dan bebas memilih gaya hidup mana yang dijalaninya, baik itu
gaya hidup mewah (glamour), gaya hidup hedonis, gaya hidup punk, gaya
hidup sehat, gaya hidup sederhana, dsb.
2.2. Bentuk-bentuk Gaya Hidup
Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997)
ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :
a.
Industri Gaya Hidup
Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri
itu justru mengalami estetisisasi, “estetisisasi kehidupan sehari-hari” dan
bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi tubuh.
Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih
penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah ungkapan yang
mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah
sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.
b.
Iklan Gaya Hidup
Dalam masyarakat mutakhir, berbagai
perusahaan (korporasi), para politisi, individu-individu semuanya terobsesi
dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang
berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita
rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang
kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup
dengan menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil
di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa
yang kita buat.
c.
Public Relations dan Journalisme Gaya
Hidup
Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi
sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity
based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para
konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran
“aksesori fashion”. Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak
E-Generation, menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas
yang diilhami selebriti (celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar
di dunia maya (Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini
berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untuk
membantu konsumen dalam parade identitas.
d.
Gaya hidup mandiri
Kemandirian adalah mampu hidup tanpa
bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan
untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan
kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat
untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara
sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung
resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan
gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia.
Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung
jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian
tersebut.
e.
Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola
hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan , seperti lebih banyak
menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian
kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi
pusat perhatian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya
Hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam
Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang
dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni,
2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada
2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan
faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal yaitu sikap, pengalaman,
dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003)
dengan penjelasannya sebagai berikut :
1.
Sikap.
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan
keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek
yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada
perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
2.
Pengalaman dan pengamatan.
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya
dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh
pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan
terhadap suatu objek.
3.
Kepribadian.
Kepribadian adalah konfigurasi
karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
Faktor lain yang menentukan kepribadian
individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal
amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image
merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap
suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan
perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri
merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
5.
Motif.
Perilaku individu muncul karena adanya
motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan
beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan
prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah
kepada gaya hidup hedonis.
6.
Persepsi.
Persepsi
adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan
informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun
faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a.
Kelompok referensi.
Kelompok referensi adalah kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana
individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan
kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu
tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut
akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b.
Keluarga.
Keluarga memegang peranan terbesar dan
terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh
orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi
pola hidupnya.
c.
Kelas sosial.
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang
relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam
sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki
nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem
sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.
Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise
hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang
dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan
aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d.
Kebudayaan.
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan
yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi
ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam
(internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap,
pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi.
Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial,
dan kebudayaan.
Orang-orang yang berasal dari
sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang
berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan
diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari
hubungan antara produknya dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya,
perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar pembeli
komputer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian, pemasar dapat
dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.
Terutama bagaimana dia ingin
dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan
bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial
yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol
status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah
stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
1.
Dari
lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
2.
Dalam struktur masyarakat modern,
3.
Status
sosial haruslah diperjuangkan (achieved)
4.
Bukannya
karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan
penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika
seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada
lapisan tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai
kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk
meraihnya.
2.4. Hubungan Antara Pikiran, Perilaku Dan Penyakit
Pikiran adalah
gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan
dunia sebagai model
dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan,
rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama
diantaranya kognisi, pemahaman,
kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Perilaku adalah
sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.
Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.
Hubungan antara
pikiran, perilaku dan penyakit, ada yang langsung dan tidak langsung. Contoh
hubungan langsung ialah pikiran tentang suatu respons psikofisiologis
(memikirkan kejadian traumatic menyebabkan jantung berdebar, terlalu stress
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh). Contoh hubungan tak langsung antara lain
kebiasaan dan gaya hidup seseorang.
2.5. Hubungan Atara Kepribadian, Perilaku Dan Kesehatan.
Selain hubungan
langsung dan tak langsung, terdapat pula kaitan antara faktor-faktor
kepribadian dengan penyakit dan perilaku tak sehat. Kadang kepribadian
merupakan akibat dari suatu penyakit. Misalnya, seorang penderita tekanan darah
tinggi menjadi sangat hati-hati dalam memilih makanan untuk mencegah kambuh.
Penyakit bias muncul akibat kepribadian. Misalnya, seorang yang selalu menunda
pekerjaan sehingga akhirnya harus selalu begadang. Variabel biologi
kepribadian, seperti tempramen juga menentukan perilaku dan dapat secara
langsung berdampak pada system faali. Misalnya, tempramen pemarah mempengaruhi
fungsi jantung.
Lazarus (1994)
membahas adanya 4 jenis penyakit yang diduga berkaitan dengan emosi yang
menimbulkan keadaan tak senang (distressing) : emosi marah, iri, cemburu,
cemas, bersalah, malu, sedih dan berharap. Penyakit-penyakit itu adalah
psikosomatik, infeksi, jantung kroner dan kanker.
Friedman dan
Roseman telah melakukan penelitian terhadap penderitaan penyakit jantung
koroner, dan menemukan bahwa tipe kepribadian A merupakan predisposisi terhadap
penyakit jantung koroner (coronary heart disease/CHD). Ciri-ciri orang dengan
kepribadian tipe A ialah : selalu terburu-buru, ingin melakuakan
sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya (time urgency), rasa
permusuhan (hostility), dan keinginan bersaing (competitiveness).
Penelitian
kemudian menunjukkan bahwa CHD lebih banyak berhubungan dengan stess kerja, dan
kurang mampunya seorang dalam mengolah kemarahan. Emosi yang tidak menyenangkan
tersebut dapat menimbulkan penyesuaian maladaptive (seperti merokok, makan
banyak dll) dan memacu produksi hormon-hormon yang mempunyai daya kuat, dan
dapat meningkatkan penyebab primer dari penyumbatan arteri (meningkatkan low
density blood cholesterol).
Selanjutnya emosi ini dapat mengakibatkan produksi hormon yang menurunkan jumlah
sel daya tahan tubuh (limfosit). Ini yang memungkinkan terjadinya penyakit
infeksi. Walaupun begitu, belum ada jawaban yang pasti tentang fungsi tubuh
mana (hormon, sistem imun, dll) yang dipengaruhi oleh emosi (Lazarus &
Lazarus, 1994).
2.6.
Gaya
Hidup manusia yang Memperpendek Umur.
Gaya
hidup di kota dengan di desa memang jauh berbeda. Penelitian mengungkapkan,
harapan hidup penduduk pedesaan lebih tinggi dibanding penduduk perkotaan,
meskipun daerah pedesaan yang ditinggali merupakan kawasan miskin dan jauh dari
pusat kota.
Tak
heran, banyak para pensiunan yang berharap dapat menghabiskan sisa umurnya di
desa. Rendahnya angka harapan hidup di perkotaan tersebut tak lepas dari gaya
hidup warga kota yang tak sehat.Dari berbagai sumber, berikut berbagai gaya
hidup warga kota yang dapat memperpendek umur antara lain :
1.
Suka begadang.
Warga
kota seringkali menghabiskan waktunya di siang hari untuk bekerja. Di malam
hari, bukannya beristirahat, banyak orang di perkotaan yang justru nongkrong di
kafe-kafe atau ke tempat hiburan sampai larut malam.
Begadang
bukan hal yang buruk bagi kesehatan. Yang berisiko adalah apabila sampai
kekurangan tidur dan mengganggu jam biologis. Berbagai penelitian menemukan
bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke hingga
kanker.
2.
Mudah stress
Macet,
polusi, cuaca panas ditambah tekanan pekerjaan membuat warga kota lebih rentan
stres. Pada tahap tertentu, stres dapat berakibat baik sebab memicu orang untuk
berupaya keras. Namun stres yang tak dikelola dengan baik justru bahaya bagi
kesehatan.
Stres
diketahui dapat memicu depresi dan gangguan mental jika tidak ditangani dengan
baik. Bahkan sebuah penelitian terbaru menemukan stres dapat mengubah struktur
DNA seseorang dan diturunkan kepada anak-anaknya.
3.
Naik kendaraan ugal-ugalan
Kehidupan
kota memang menawarkan jaminan finansial yang lebih baik. Banyak pekerjaan dan
uang yang bisa diperoleh di kota. Akibatnya, makin banyak orang berlomba-lomba
membeli kendaraan untuk menunjang mobilitasnya.
Sudah
tak terhitung berapa banyak jumlah kematian dan kerugian akibat kecelakaan lalu
lintas. Kebanyakan kasus tersebut disebabkan oleh human error, bisa karena
lalai saat mengemudi, atau mengemudi ugal-ugalan.
4.
Malas berolahraga
Lengkapnya
infrastruktur dan fasilitas di kota memang mempermudah aktifitas. Namun karena
merasa saking mudahnya, orang jadi sedikit bergerak dan malas berolahraga.
Apalagi sebagian pekerjaan di kota mengharuskan duduk sepanjang hari di kantor.
Ada
banyak jenis penyakit yang bisa diperangi dengan berolahraga, mulai dari
diabetes, penyakit jantung, stroke, asma hingga kanker. Olahraga juga dapat
memperkuat otot-otot, meningkatkan keseimbangan fisik dan meningkatkan stamina.
5.
Suka makan junk food
Sebagian
besar penyakit yang diderita manusia disebabkan oleh asupan makanan
sehari-hari. Makanan yang masuk dalam tubuh akan diolah lewat proses
metabolisme tubuh. Beberapa residu atau sisa makanan ada yang ditimbun atau
menumpuk dalam tubuh.
Timbunan
lemak dan kolesterol diketahui berisiko menyebabkan penyempitan pembuluh darah
dan memicu hipertensi, stroke dan serangan jantung. Makanan yang banyak
mengandung gula juga dapat memicu diabetes. Makanan seperti ini banyak
terkandung dalam junk food.
6.
Suka
mencari hiburan
Tak
ada salahnya memang mencari hiburan untuk meredakan ketegangan pikiran dan
melepas penat. Namun kota menawarkan banyak hiburan yang memikat dan tak sehat
seperti bar, lokalisasi dan klub-klub malam yang menawarkan alkohol dan
narkoba.
Hiburan
mahal ini tak hanya membuat boros, melainkan juga berisiko merusak kesehatan.
Hubungan seks yang tak sehat dapat menularkan penyakit menular seksual,
sedangkan alkohol dan narkoba dapat menyebabkan kecanduan dan hilang kesadaran.
2.7. Cara mengatur gaya hidup.
Segala hal yang kita lakukan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan penyakit yang dapat kita derita. Semua
penyebab utama kematian seperti kanker (faktor pencetus), penyakit jantung,
stroke, penyakit paru-paru dan cedera atau penyakit lainnya dapat kita cegah
dengan berbagai hal yang dapat kita lakukan. Beberapa pola dan gaya hidup
sangat berkaitan dengan kondisi kesehatan dan penyakit yang kemungkinan dapat
anda alami. Berikut adalah hal-hal, pola dan gaya hidup serta tips dalam
menciptakan dan mempertahankan kesehatan tubuh.
A.
Jangan merokok atau menggunakan produk
tembakau.
Penggunaan tembakau (tobacco) adalah
merupakan salah satu hal yang paling berbahaya yang dapat anda lakukan dan
jalani sebagai suatu gaya hidup. Satu dari tiap 6 kematian di Amerika Serikat
adalah merupakan kesalahan karena gaya hidup merokok. Banyak berbagai macam
penyakit yang disebabkan oleh penggunaan tembakau dapat dicegah daripada
penyakit yang disebabkan oleh sebab lain.(Cara berhenti Merokok)
B.
Batasi jumlah konsumsi alkohol yang anda
minum.
Batasi minuman alkohol anda, untuk
laki-laki jangan minum alkohol lebih dari 2 minuman perhari, dan untuk wanita
dibatasi hanya satu minuman dalam satu hari. Satu minuman adalah satu kaleng
bir ( 12 ons), 4-ons gelas anggur/wine atau jigger ( 1 ons). Terlalu banyak
alkohol dapat merusak hati, mendorong timbulnya beberapa kanker, seperti kanker
kerongkongan dan kanker hati. Banyak kasus-kasus kematian disebabkan karena
alkohol seperti kecelakaan mobil atau kendaraan bermotor, kasus pembunuhan yang
berawal dari konsumsi alkohol sampai aksi bunuh diri dengan menggunakan minuman
keras. (baca juga penyalahgunaan alkohol/drugs)
C.
Pola makan yang benar
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan
pola makan diantaranya penyakit jantung, penyakit kanker, stroke, diabetes dan
rusaknya arteri-arteri yang mensuplai darah ke seluruh tubuh. Pola makan berserat,
buah-buahan dan sayur dapat membantu anda mengurangi resiko terkena beberapa
tipe kanker tertentu. Makanan dengan kandungan kalsium dapat membantu
memperkuat tulang. (baca meningkatkan konsumsi serat)
D.
Kurangi berat badan anda jika berat
badan anda berlebihan atau overweight.
Banyak penduduk amerika mengalami
masalah kesehatan overweight atau kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan
dapat meningkatkan faktor resiko terjadinya tekanan darah tinggi atau
hipertensi, kadar kolesterol darah tinggi, penyakit diabetes, penyakit jantung,
stroke, penyakit kandung empedu, beberapa jenis kanker, arthritis pada
sendi-sendi yang memikul beban yang terlalu berat karena overweight ( arthritis
pada tulang belakang, sendi lutut, atau pada pinggul). Anda dapat mengurangi
kelebihan berat badan secara bertahap dan membantu anda menjaganya tetap dalam
batas normal dengan diet tinggi serat, latihan olah raga secara teratur.
E.
Latihan olah raga teratur
Dengan Latihan olah raga teratur dapat
membantu anda mencegah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes,
osteoporosis, depresi dan mungkin mencegah dari kanker kolon, stroke dan cedera
punggung. Dengan latihan olah raga teratur anda akan merasa lebih segar, lebih
baik dan menjaga berat badan anda tetap dalam kontrol. Sebaiknya lakukanlah
latihan olah raga secara teratur selama 4-6 kali dalam seminggu dengan durasi
tiap latihannya selama 30-60 menit. Dalam jumlah berapapun olah raga yang anda
lakukan sudah lebih baik dari pada tidak sama seklai.
F.
Praktek seks yang aman.
Praktek seks yang paling aman adalah Hubungan seks diantara 2 orang yang
hanya mempunyai hubungan sex dengan pasangannya sendiri atau dengan kata lain tidak berganri-ganti pasangan
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
KBBI
: pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Piliang
(1998: 208), Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara, tata,
kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya
dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu.
Lisnawati
(2001) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah
pada upaya memelihara kondisi fisikfisik, mental dan social berada dalam
keadaan positif.
Notoatmojo
(2005) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy behavior) adalah
perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
Hubungan antara pikiran, perilaku dan
penyakit, ada yang langsung dan tidak langsung. Contoh hubungan langsung ialah
pikiran tentang suatu respons psikofisiologis (memikirkan kejadian traumatic
menyebabkan jantung berdebar, terlalu stress mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh). Contoh hubungan tak langsung antara lain kebiasaan dan gaya hidup
seseorang. Adapun Gaya Hidup manusia yang Memperpendek Umur :
•
Bergadang
•
Mudah
Stress
•
Naik
Kendaraan Ugal-ugalan
•
Malas
Olahraga
•
Suka
Makan Junk Food
•
Suka
Mencari Hiburan
DAFTAR PUSTAKA
Luk Lukaningsih, Zuyina dan Siti Bandiyah, 2011, Psikologi
Kesehatan, Nuha Medika : Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar