Selasa, 30 Oktober 2012

Gaya Hidup Manusia Dan Psikologi Kesehatan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang.
Psikologi Kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh  psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya.
Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seleruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya, maupun kesehatan mental remaja.
Bila dilihat dari sudut terminology maka kata psikologi terdiri dari dua macam kata yakni psyche berarti jiwa dan logos yang kemudian menjadi logi berarti ilmu. Maka kata psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa, tidak terbatas pada jiwa manusia saja akan tetapi termasuk juga jiwa binatang dan sebagainya.
Dalam setiap kehidupan kita mungkin sudah mengenal apa yang namanya gaya hidup, dia adalah sesuatu yang selalu ada dan dipraktekan oleh manusia disekelilingnya. Gaya hidup juga sudah menjadi panutan bagi orang-orang yang mengenalnya, karena dengan seperti itu akan nampak cara hidup yang mereka inginkan, sesuai kebutuhan mereka tanpa harus memikirkan orang lain, asiknya gaya hidup juga bisa dirasakan oleh beberapa kaum remaja yang masih melihat trend-trend gaya hidup sekarang ataupun masa depan, yang lebih dikenal dengan gaya hidup modern.
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya. Yah, tergantung pada bagaimana orang tersebut ngejalaninnya.
Psikologi Kesehatan tentang Gaya hidup dan penyakit adalah Cara di mana kita menjalani hidup kita dapat memiliki efek mendalam pada kesehatan kita. Kebiasaan pribadi dan pilihan gaya hidup yang dikenal sebagai patogen perilaku, karena mereka mempengaruhi onset dan perkembangan penyakit. Kita bisa melihat ini jika kita melihat bagaimana pola-pola perubahan penyakit sebagai gaya hidup dalam perubahan masyarakat.
Segala hal yang kita lakukan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan penyakit yang dapat kita derita. Semua penyebab utama kematian seperti kanker (faktor pencetus), penyakit jantung, stroke, penyakit paru-paru dan cedera atau penyakit lainnya dapat kita cegah dengan berbagai hal yang dapat kita lakukan. Beberapa pola dan gaya hidup sangat berkaitan dengan kondisi kesehatan dan penyakit yang kemungkinan dapat anda alami.

1.2.   Tujuan
A.    Tujuan umum.
Diketahuinya gaya hidup manusia dan aspek –aspek lainnya

B.     Tujuan Khusus
Adapan tujuan khusus dari penyusunan makalh ini adalah :
1.      Di ketahuinya defenisi gaya hidup manusia.
2.      Di ketahuinya bentuk-bentuk gaya hidup manusia.
3.      Di ketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup manusia.
4.      Di ketahuinya Hubungan Antara Pikiran, Perilaku Dan Penyakit.
5.      Di ketahuinya Hubungan Antara Pikiran, Perilaku Dan sehat.
6.      Di ketahuinya Gaya Hidup manusia yang Memperpendek Umur.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Gaya Hidup Manusia.
Pengertian "gaya hidup" menurut KBBI adalah: pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu.
Gaya hidup dapat dipahami sebagai  sebuah karakteristik seseorang secara kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu.
Kita bisa menilai seseorang dengan cara melihat gaya hidup orang tersebut. Itulah mengapa tenaga kesehatan menjadikan gaya hidup sebagai landasan dalam melihat perkembangan berbagai penyakit yang terjadi pada era globalisasi dan kemajuan ilmu dan teknologi. Karena memang melalui gaya hidup lah seseorang bisa dengan tanpa sadar memperlihatkan kepada khalayak siapa diri mereka sebenarnya. 
Kotler (2002) gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Assael (1984), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activities), whatthey consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”.  
Minor dan Mowen (2002), memberikan pengertian gaya hidup yang menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.
Gaya hidup diartikan dalam WHO 1998 yaitu life style is a way of living based on identifiable patterns of behaviour which are determined by the interplay between an individual’s personal characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental living condition. Pola-pola perilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap (fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain.
Dalam “kesehatan” gaya hidup seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada si individu saja, tetapi juga merubah lingkungan sosial dan kondisi kehidupan yang mempengaruhi pola perilakunya. Harus disadari bahwa tidak ada aturan ketentuan baku tentang gaya hidup yang “sama dan cocok” yang berlaku untuk semua orang. Budaya, pendapatan, struktur keluarga, umur, kemampuan fisik, lingkungan rumah dan lingkungan tempat kerja, menciptakan berbagai “gaya” dan kondisi kehidupan lebih menarik, dapat diterapkan dan diterima (Ari, 2010).
Menurut Lisnawati (2001) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisikfisik, mental dan social berada dalam keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami. Sejalan dengan pendapat Lisnawati,
Notoatmojo (2005) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan menghindari kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan yang menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit (Hardinger dan Shryock, 2001).
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya, tergantung pada bagaimana orang tersebut menjalaninya.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Jadi pada kesimpulannya, gaya hidup adalah suatu pola atau cara individu mengekspresikan atau mengaktualisasikan, cita-cita, kebiasaan / hobby, opini, dsb dengan lingkungannya melalui cara yang unik, yang menyimbolkan status dan peranan individu bagi linkungannya. Gaya hidup dapat dijadikan jendela dari kepribadian masing-masing invidu.Setiap individu berhak dan bebas memilih gaya hidup mana yang dijalaninya, baik itu gaya hidup mewah (glamour), gaya hidup hedonis, gaya hidup punk, gaya hidup sehat, gaya hidup sederhana, dsb.
2.2.   Bentuk-bentuk Gaya Hidup
Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :
a.       Industri Gaya Hidup
Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, “estetisisasi kehidupan sehari-hari” dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.
b.      Iklan Gaya Hidup
Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.
c.       Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup
Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti (celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia maya (Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.
d.      Gaya hidup mandiri
Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.
e.       Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan , seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.



2.3.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :
1.      Sikap.
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
2.      Pengalaman dan pengamatan.
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
3.      Kepribadian.
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
4.      Konsep diri.
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
5.      Motif.
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
6.      Persepsi.
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a.       Kelompok referensi.
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b.      Keluarga.
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c.       Kelas sosial.
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d.      Kebudayaan.
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.
Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
1.      Dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
2.      Dalam struktur masyarakat modern,
3.      Status sosial haruslah diperjuangkan (achieved)
4.      Bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.

2.4.     Hubungan Antara Pikiran, Perilaku Dan Penyakit
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.
Hubungan antara pikiran, perilaku dan penyakit, ada yang langsung dan tidak langsung. Contoh hubungan langsung ialah pikiran tentang suatu respons psikofisiologis (memikirkan kejadian traumatic menyebabkan jantung berdebar, terlalu stress mempengaruhi sistem kekebalan tubuh). Contoh hubungan tak langsung antara lain kebiasaan dan gaya hidup seseorang.

2.5.   Hubungan Atara Kepribadian, Perilaku Dan Kesehatan.
Selain hubungan langsung dan tak langsung, terdapat pula kaitan antara faktor-faktor kepribadian dengan penyakit dan perilaku tak sehat. Kadang kepribadian merupakan akibat dari suatu penyakit. Misalnya, seorang penderita tekanan darah tinggi menjadi sangat hati-hati dalam memilih makanan untuk mencegah kambuh. Penyakit bias muncul akibat kepribadian. Misalnya, seorang yang selalu menunda pekerjaan sehingga akhirnya harus selalu begadang. Variabel biologi kepribadian, seperti tempramen juga menentukan perilaku dan dapat secara langsung berdampak pada system faali. Misalnya, tempramen pemarah mempengaruhi fungsi jantung.
Lazarus (1994) membahas adanya 4 jenis penyakit yang diduga berkaitan dengan emosi yang menimbulkan keadaan tak senang (distressing) : emosi marah, iri, cemburu, cemas, bersalah, malu, sedih dan berharap. Penyakit-penyakit itu adalah psikosomatik, infeksi, jantung kroner dan kanker.
Friedman dan Roseman telah melakukan penelitian terhadap penderitaan penyakit jantung koroner, dan menemukan bahwa tipe kepribadian A merupakan predisposisi terhadap penyakit jantung koroner (coronary heart disease/CHD). Ciri-ciri orang dengan kepribadian tipe A ialah : selalu terburu-buru, ingin melakuakan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya (time urgency), rasa permusuhan (hostility), dan keinginan bersaing (competitiveness).
Penelitian kemudian menunjukkan bahwa CHD lebih banyak berhubungan dengan stess kerja, dan kurang mampunya seorang dalam mengolah kemarahan. Emosi yang tidak menyenangkan tersebut dapat menimbulkan penyesuaian maladaptive (seperti merokok, makan banyak dll) dan memacu produksi hormon-hormon yang mempunyai daya kuat, dan dapat meningkatkan penyebab primer dari penyumbatan arteri (meningkatkan low density blood cholesterol).
Selanjutnya emosi ini dapat mengakibatkan produksi hormon yang menurunkan jumlah sel daya tahan tubuh (limfosit). Ini yang memungkinkan terjadinya penyakit infeksi. Walaupun begitu, belum ada jawaban yang pasti tentang fungsi tubuh mana (hormon, sistem imun, dll) yang dipengaruhi oleh emosi (Lazarus & Lazarus, 1994).

2.6.     Gaya Hidup manusia yang Memperpendek Umur.
Gaya hidup di kota dengan di desa memang jauh berbeda. Penelitian mengungkapkan, harapan hidup penduduk pedesaan lebih tinggi dibanding penduduk perkotaan, meskipun daerah pedesaan yang ditinggali merupakan kawasan miskin dan jauh dari pusat kota.
Tak heran, banyak para pensiunan yang berharap dapat menghabiskan sisa umurnya di desa. Rendahnya angka harapan hidup di perkotaan tersebut tak lepas dari gaya hidup warga kota yang tak sehat.Dari berbagai sumber, berikut berbagai gaya hidup warga kota yang dapat memperpendek umur antara lain :
1.    Suka begadang.
Warga kota seringkali menghabiskan waktunya di siang hari untuk bekerja. Di malam hari, bukannya beristirahat, banyak orang di perkotaan yang justru nongkrong di kafe-kafe atau ke tempat hiburan sampai larut malam.
Begadang bukan hal yang buruk bagi kesehatan. Yang berisiko adalah apabila sampai kekurangan tidur dan mengganggu jam biologis. Berbagai penelitian menemukan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke hingga kanker.
2.    Mudah stress
Macet, polusi, cuaca panas ditambah tekanan pekerjaan membuat warga kota lebih rentan stres. Pada tahap tertentu, stres dapat berakibat baik sebab memicu orang untuk berupaya keras. Namun stres yang tak dikelola dengan baik justru bahaya bagi kesehatan.
Stres diketahui dapat memicu depresi dan gangguan mental jika tidak ditangani dengan baik. Bahkan sebuah penelitian terbaru menemukan stres dapat mengubah struktur DNA seseorang dan diturunkan kepada anak-anaknya.
3.    Naik kendaraan ugal-ugalan
Kehidupan kota memang menawarkan jaminan finansial yang lebih baik. Banyak pekerjaan dan uang yang bisa diperoleh di kota. Akibatnya, makin banyak orang berlomba-lomba membeli kendaraan untuk menunjang mobilitasnya.
Sudah tak terhitung berapa banyak jumlah kematian dan kerugian akibat kecelakaan lalu lintas. Kebanyakan kasus tersebut disebabkan oleh human error, bisa karena lalai saat mengemudi, atau mengemudi ugal-ugalan.
4.    Malas berolahraga
Lengkapnya infrastruktur dan fasilitas di kota memang mempermudah aktifitas. Namun karena merasa saking mudahnya, orang jadi sedikit bergerak dan malas berolahraga. Apalagi sebagian pekerjaan di kota mengharuskan duduk sepanjang hari di kantor.
Ada banyak jenis penyakit yang bisa diperangi dengan berolahraga, mulai dari diabetes, penyakit jantung, stroke, asma hingga kanker. Olahraga juga dapat memperkuat otot-otot, meningkatkan keseimbangan fisik dan meningkatkan stamina.
5.    Suka makan junk food
Sebagian besar penyakit yang diderita manusia disebabkan oleh asupan makanan sehari-hari. Makanan yang masuk dalam tubuh akan diolah lewat proses metabolisme tubuh. Beberapa residu atau sisa makanan ada yang ditimbun atau menumpuk dalam tubuh.
Timbunan lemak dan kolesterol diketahui berisiko menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan memicu hipertensi, stroke dan serangan jantung. Makanan yang banyak mengandung gula juga dapat memicu diabetes. Makanan seperti ini banyak terkandung dalam junk food.
6.     Suka mencari hiburan
Tak ada salahnya memang mencari hiburan untuk meredakan ketegangan pikiran dan melepas penat. Namun kota menawarkan banyak hiburan yang memikat dan tak sehat seperti bar, lokalisasi dan klub-klub malam yang menawarkan alkohol dan narkoba.
Hiburan mahal ini tak hanya membuat boros, melainkan juga berisiko merusak kesehatan. Hubungan seks yang tak sehat dapat menularkan penyakit menular seksual, sedangkan alkohol dan narkoba dapat menyebabkan kecanduan dan hilang kesadaran.


2.7.  Cara mengatur gaya hidup.
Segala hal yang kita lakukan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan penyakit yang dapat kita derita. Semua penyebab utama kematian seperti kanker (faktor pencetus), penyakit jantung, stroke, penyakit paru-paru dan cedera atau penyakit lainnya dapat kita cegah dengan berbagai hal yang dapat kita lakukan. Beberapa pola dan gaya hidup sangat berkaitan dengan kondisi kesehatan dan penyakit yang kemungkinan dapat anda alami. Berikut adalah hal-hal, pola dan gaya hidup serta tips dalam menciptakan dan mempertahankan kesehatan tubuh.
A.    Jangan merokok atau menggunakan produk tembakau.
Penggunaan tembakau (tobacco) adalah merupakan salah satu hal yang paling berbahaya yang dapat anda lakukan dan jalani sebagai suatu gaya hidup. Satu dari tiap 6 kematian di Amerika Serikat adalah merupakan kesalahan karena gaya hidup merokok. Banyak berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh penggunaan tembakau dapat dicegah daripada penyakit yang disebabkan oleh sebab lain.(Cara berhenti Merokok)
B.     Batasi jumlah konsumsi alkohol yang anda minum.
Batasi minuman alkohol anda, untuk laki-laki jangan minum alkohol lebih dari 2 minuman perhari, dan untuk wanita dibatasi hanya satu minuman dalam satu hari. Satu minuman adalah satu kaleng bir ( 12 ons), 4-ons gelas anggur/wine atau jigger ( 1 ons). Terlalu banyak alkohol dapat merusak hati, mendorong timbulnya beberapa kanker, seperti kanker kerongkongan dan kanker hati. Banyak kasus-kasus kematian disebabkan karena alkohol seperti kecelakaan mobil atau kendaraan bermotor, kasus pembunuhan yang berawal dari konsumsi alkohol sampai aksi bunuh diri dengan menggunakan minuman keras. (baca juga penyalahgunaan alkohol/drugs)
C.     Pola makan yang benar
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan pola makan diantaranya penyakit jantung, penyakit kanker, stroke, diabetes dan rusaknya arteri-arteri yang mensuplai darah ke seluruh tubuh. Pola makan berserat, buah-buahan dan sayur dapat membantu anda mengurangi resiko terkena beberapa tipe kanker tertentu. Makanan dengan kandungan kalsium dapat membantu memperkuat tulang. (baca meningkatkan konsumsi serat)
D.    Kurangi berat badan anda jika berat badan anda berlebihan atau overweight.
Banyak penduduk amerika mengalami masalah kesehatan overweight atau kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan faktor resiko terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi, kadar kolesterol darah tinggi, penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, penyakit kandung empedu, beberapa jenis kanker, arthritis pada sendi-sendi yang memikul beban yang terlalu berat karena overweight ( arthritis pada tulang belakang, sendi lutut, atau pada pinggul). Anda dapat mengurangi kelebihan berat badan secara bertahap dan membantu anda menjaganya tetap dalam batas normal dengan diet tinggi serat, latihan olah raga secara teratur.
E.     Latihan olah raga teratur
Dengan Latihan olah raga teratur dapat membantu anda mencegah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, osteoporosis, depresi dan mungkin mencegah dari kanker kolon, stroke dan cedera punggung. Dengan latihan olah raga teratur anda akan merasa lebih segar, lebih baik dan menjaga berat badan anda tetap dalam kontrol. Sebaiknya lakukanlah latihan olah raga secara teratur selama 4-6 kali dalam seminggu dengan durasi tiap latihannya selama 30-60 menit. Dalam jumlah berapapun olah raga yang anda lakukan sudah lebih baik dari pada tidak sama seklai.
F.      Praktek seks yang aman.
Praktek seks yang paling aman adalah Hubungan seks diantara 2 orang yang hanya mempunyai hubungan sex dengan pasangannya sendiri atau dengan kata lain tidak berganri-ganti pasangan




BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan.
KBBI : pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu.
Lisnawati (2001) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisikfisik, mental dan social berada dalam keadaan positif.
Notoatmojo (2005) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
Hubungan antara pikiran, perilaku dan penyakit, ada yang langsung dan tidak langsung. Contoh hubungan langsung ialah pikiran tentang suatu respons psikofisiologis (memikirkan kejadian traumatic menyebabkan jantung berdebar, terlalu stress mempengaruhi sistem kekebalan tubuh). Contoh hubungan tak langsung antara lain kebiasaan dan gaya hidup seseorang. Adapun Gaya Hidup manusia yang Memperpendek Umur :
         Bergadang
         Mudah Stress
         Naik Kendaraan Ugal-ugalan
         Malas Olahraga
         Suka Makan Junk Food
         Suka Mencari Hiburan



DAFTAR PUSTAKA


Luk Lukaningsih, Zuyina dan Siti Bandiyah, 2011, Psikologi Kesehatan, Nuha Medika : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar